– Open u’r Mind –

Productivity Vs Quality

Bayangkan jika anda mengantri untuk mendapatkan sebuah produk / jasa dengan waktu yang cukup lama, membosankan bukan? Apalagi jika kita di buru waktu….. Atau mendapatkan barang yang murah tapi kualitasnya jeblok. Dapet barang oke tp pelayanan after salesnya mengecewakan… Pasti kejadian diatas pernah anda alami….

Inilah masalah utama yang banyak dihadapi oleh banyak produsen alias si penyedia produk dan jasa. Jika produktivitas meningkat maka akan mempengaruhi sejauh mana kualitas produk dan layanan mereka supaya bisa berbanding lurus dengan peningkatan produktivitas mereka alias kualitas tetap terjaga, tidak menurunkan value dari produk ataupun brand dari produk tersebut. Banyak perusahaan besar baik perusahaan nasional maupun multinational company yang masih bertarung agar tetap bisa menjaga konsistensi mereka dalam memberikan kualitas pelayanan yang sesuai dengan (atau paling tidak) memenuhi harapan customer.

Ada 3 hal yang menjadi fokus / orientasi pada perusahaan, apakah profit oriented ?, customer oriented ?? atau menjaga keseimbangan antara keduanya ??? à semua tergantung kondisi dalam industri apakah tingkat kompetisi dalam suatu industri tinggi, sedang atau rendah. J

# Profit oriented, perusahaan atau bisnis yang cenderung mengejar laba setinggi-tingginya, menjual sebanyak-banyaknya, sehingga mengabaikan / menomorduakan aspek pelayanan. Pelayanan sebagai bagian dari pemasaran produk atau jasa belum menjadi prioritas. Biasanya ideologi perusahaan ini “ciptakan dan jual produk yang laku di pasaran”. Mengikuti trendsetter – sesuatu yg booming. Ga ada yg salah jika perusahaan berorientasi pada profit, siapapun pasti pgn untung khaann?? so pasti.. Namun dijamin perusahaan yang fokus pada profit oriented melulu ga akan b’tahan lama klo ga pingin di tinggalkan pelanggannya, apalagi klo pemain baru sudah byk bermunculan, nah plg ngga kudu naik satu level ke level keseimbangan antara produktivitas dan kualitas pelayanan. Jadi klo mau berorientasi pada profit liat-liat juga karakteristik industrinya, klo low competition msh okelah… tp klo highly competition.. ky industri telekomunikasi persaingan makin lama makin edannn tenann, kosumen/pelanggan semakin di untungkan 🙂

# Customer oriented, perusahaan atau bisnis yang mengedepankan kepuasan pelanggan (prioritas) dalam menunjang aktivitas pemasaran mereka. Sehingga perusahaan atau bisnis mengharapkan perusahaan dapat terus tumbuh dari waktu kewaktu seiring peningkatan jumlah customer, jumlah volume penjualan, dan sasarannya adalah jangka panjang. Namun disadari perusahaan ini membutuhkan effort yang luar biasa, dan tentunya biaya yang besar pula. Biasanya perusahaan yang berorientasi pada pelanggan memberikan atau menawarkan value berupa experience, pleasant, dan diferensiasi produk yang ditawarkan. Dan kebanyakan perusahaan yang berorientasi pada customer cenderung membidik segmen menengah ke atas. Namun jika kondisi industri di mana persaingannya sangat ketat maka pemilihan / penentuan segmen bukanlah sesuatu yang mutlak. Artinya batasan segmen pasar semakin tipis alias bisa di nikmati siapa saja (contoh industri telekomunikasi / ICT à seperti persaingan di industri seluler) di mana saat ini konsumen begitu di manjakan dengan tarif yang murah dan berbagai fasilitas yang tersedia. Ciontoh lain adalah industri perbelanjaan seperti Mall. Untuk memanjakan pengunjung, pengelola sudah mulai menyediakan fasilitas free akses internet (Wifi).

Contoh perusahaan lainnya yang berorientasi pada customer :

Starbucks, Gerai Lexus di Menteng, Nasabah Prioritas (Perbankan), J.CO. dll.. masih byk lagi dah contohnya…lu cari aja ndiri :p

# Productivity = Quality, perusahaan atau bisnis yang secara konsisten berusaha untuk menjaga kualitas pelayanan mereka dalam mendeliver produk / jasa sebagai dampak meningkatnya produktivitas usaha mereka.

Contohnye lagi neh :

Bahkan Pengelola Jalan Tol (Monopoli) pun sudah mulai melihat peluang bisnis sebagai pemasukkan mereka yaitu dengan menyediakan lokasi-lokasi “Rest Area sebagai One Stop – Service (istilah gw). Dimana stasiun pengisian BBM menjadi satu area dengan area peristirahatan, perbelanjaan, mesjid, bahkan FO ada di area tersebut…. Entah emang tujuan awalnya memberi pelayanan yang lebih baik bagi pengguna Tol dengan menyediakan fasilitas² tersebut, atau emang tujuannya adalah bisnis ?? (Sambil menyelam minum aerr….)

Tp menurut penilaian saya pribadi sebagai pengguna Tol yang notabene sering PP BDG-JKT apa pun tujuan pengelola toh kerasa bgt manfaatnya… J

Bisa jadi dengan bermunculannya banyakRest Area” di sepanjang Tol (Cikampek , Merak, Cipularang – hingga menyusul di tol-tol lainnya) secara tidak sengaja mampu berfungsi memecah, mengurai kepadatan volume kendaraan pada jalur tersebut sehingga pengguna jalan tetap merasa nyaman…..

August 6, 2008 - Posted by | Review Bisnis & Manajemen

1 Comment »

  1. Setuju. Sekarang ini makin bejibunnya usaha isi ulang yg ga terjamin kebersihannya. Ditambah berita berita soal tempat isi ulang yg menggunakan air ledeng biasa 😀 apa ga mules jadinya? Tentu dengan pengelolaan yg lebih profesional seperti yg bos idham tuliskan, akan membedakan dengan usaha yg sejenis. Sukses bos dengan usahanya 😀

    Comment by Dody | August 15, 2008 | Reply


Leave a comment