– Open u’r Mind –

Auditor Bukanlah “Watch Dog”! Tetapi “Business Partner”

auditor_at_work

Yap’ itulah gambaran seorang auditor dulu, sekarang jaman dah berubah.. kondisi persaingan berubah, industri berubah, teknologi berkembang pesat, pengetahuan terus bertambah.. Hanya perubahan itu sendiri yang tidak berubah.

Apa maksud istilah watch dog?? ya dulu seorang auditor di persepsikan sebagai seseorang yang angker, mencari-cari kesalahan, galak, tidak ramah, cenderung sebagai seseorang pengawas setiap gerak gerik auditee. Smua orang yang di audit dah ketar ketir klo ada auditor. Takut ada temuanlah, kesalahan yang mungkin bukan kesalahan orang tersebut 100%.

Bahkan tidak jarang cerita miring tentang auditor agar auditee bisa aman, nego dengan hasil temuan, agar tdk di blow up maka auditee sebisa mungkin memberikan pelayanan istimewa kepada sang auditor.

Hmm tp itu dulu.. sudah saatnya Auditor lebih profesional, memiliki integritas, dan yang utama auditor harus bisa merubah image bahwa Auditor adalah sebagai Business Partner. Bukan di persepsikan sebagai polisi perusahaan tp lbh tepat sebagai mitra strategis / mitra kerja dalam membangun perusahaan.

Peran auditor antara lain : Mencoba mengidentifikasi temuan, mencari latar belakang terjadinya masalah, menguraikan satu-persatu permasalahan hingga ke akar permasalahan, kemudian memberikan alternatif solusi, sehingga sebagai auditee merasa terbantu bukan tertekan –> itu namanya mitra kerja. Namun bagaimana pelaksanaannya? yah itu kembali kepada masing2 pribadi auditor.. memiliki komitmen untuk menjadi mitra kerja atau teteup ingin melekatkan embel2 sebagai polisi dalam perusahaan… Yang pasti perilaku Auditor haruslah luwess, bisa melihat kondisi / load kerja auditee… šŸ™‚

October 3, 2009 Posted by | Uncategorized | 1 Comment

Mengenali Ekspektasi Pelanggan

smileTerkadang perusahaan kurang begitu memperhatikan aspek pelayanan hingga ditail. Untuk perusahaan manufaktur, consumer goods, yang notabene produknya nyata secara fisik, aspek pelayanan lebih banyak yang terkonsentrasi pada aktivitas pre sales dan after sales. Faktor biaya masih menjadi pertimbangan. Selama customer puas, selama produk kita bagus, selama laku di pasar, kondisi penjualan terus tumbuh, buat apa memberikan lebih ??

Yups pendapat tersebut sih sah-sah saja. Apakah perusahaan telah melakukan survey kepuasan pelanggan? secara periodik? Memang tidak semua aspek2 pelayanan dianggap sesuai kebutuhan pelanggan. Ada aspek pelayanan yang dianggap berlebihan (dianggap tidak penting / tidak mempengaruhi keputusan mereka dalam menggunakan suatu produk atau jasa) sehingga menurut pelanggan terlalu lebayyy. Atau menurut pelanggan penting, tapi menurut perusahaan tidak penting.

Perusahaan sangat perlu mengenali titik-titik kritis, yang dapat menimbulkan kegagalan mendeliver produk atau jasa. Dokumentasikan setiap keluhan pelanggan, sehingga kegagalan serupa bisa di hindari. Ingat semakin meningkat produktivitas, maka akan sangat mempengaruhi kualitas layanan. Contohnya tidak usah jauh2, ketika datang ke restoran yang memang terkenal enak, suasana penuh, waiting list…. ya kalau sebentar, kalau lama? waduh lama benerrrr… 1 poin minus. walaupun hal tersebut di luar kendali perusahaan.

Maraknya keluhan pelanggan di surat pembaca akhir-akhir ini saya melihat di dominasi oleh komplain pelanggan terhadap perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang jasa. Di mulai jasa keuangan seperti perbankan, asuransi, operator penerbangan, operator telekomunikasi, hingga layanan publik seperti pemerintah setempat. Hal yang perlu dicermati adalah kewajiban pelanggan harus diimbangi kewajiban penyedia jasa, begitu pula sebaliknya. Terjadinya keluhan karena bisa disebabkan karena kegagalan mendeliver produk, bisa karena informasi yang disampaikan tidak secara lengkap/ miskomunikasi, atau force majeur.

Ingat dalam hal pelayanan, ketika terjadi kegagalan yang di sebabkan tiga hal di atas, yang dibutuhkan pelanggan adalah Respon yang Cepat & Solusi.

*Senyum yang tulus adalah bentuk pelayanan yang tidak mengeluarkan biaya sepeserpun*

June 8, 2009 Posted by | Opini | 1 Comment

Menyikapi Komplain dan Kritik Pelanggan

complaint_department_toilet_paperBerapakah jumlah pelanggan anda yang komplain dalam satu tahun? dalam satu bulan? dalam seminggu? dalam satu hari? Apakah anda memiliki informasi itu semua ?

Bagus kalau anda memiliki informasi tersebut. Namun tidak cukup sampai disitu. Sejauh mana anda mengelompokkan komplainĀ² pelanggan tersebut atau melakukan pemetaan komplain berdasarkan jenis / kategori komplain. Kemudian sejauh mana anda melakukan skala prioritas dalam menghadapi komplain pelanggan? Apakah semua komplain anda selesaikan? Berapa lama waktu yang di butuhkan? Sudahkah memiliki standar kerja dalam menangani komplain?

Bagaimana output dari penanganan komplain? sejauh mana tingkat kepuasan pelanggan? Dari sejumlah komplain yang anda terima berapa yang bisa terselesaikan dalam periode tertentu? Banyak sekaliii yah pertanyaan-pertanyaan di atas…

Sekedar berbagi pengalaman, memang terkadang komplain pelanggan terasa menyebalkan, apalagi anda yang bertugas berhadapan langsung dengan customerr.. melakukan tindakan serta penanganan yang tidak maksimal, bisa jadi kita di buat malu di depan banyak orang,, siap-siap pasang muka tebell hehehe…

Menyikapi komplain haruslah di barengi sikap positif, artinya pandanglah kritik / komplain customer sebagai kritik membangun (kata-kata bijak yg ga pernah basi menurut gw).

Saya mencoba membagi kategori komplain menjadi 3 jenis :

  1. Riil Komplain
  2. Komplain / Kritik Loyal
  3. Komplain abal-abal

(bahasa/istilah ala pedagang hahaha..)

1. Riil komplain

Komplain yang memang di sebabkan oleh gagalnya proses mendeliver produk / jasa yang dilakukan oleh si produsen, distributor, agen, salesman, ekspedisi ataupun si pelayan. Hal ini bisa di tunjukkan atau di dukung oleh bukti-bukti yang bisa di pertanggungjawabkan. Bisa jadi kinerja produknya bagus, tapi kinerja pelayanannya kurang memuaskan. Sementara Kinerja Pelayanan bagus tapi kinerja produknya tidak bagus apalah artinyaaa. Lebih parah udah produknya tidak memuaskan disertai pelayanan yang burukk (kudu masuk kategori emergensi Ć  ICU). FaktorĀ² lainnya Bisa jadi Ekspektasi pelanggan terlalu tinggi, serta perusahaan yang under promises.

Alternatif solusi :

Analisa komplain tersebut, cari tau titik kritis sumber komplain, ambil tindakan (liat SOP) klo ga punya Standar maka perluu segera di buat, evaluasi, monitor, lakukan dokumentasi, dan sosialisasi. Kebiasaan kita adalah jarang mendokumentasikan karena dianggap buangĀ² waktu, nambah gawean. Sehingga kemungkinan terjadi komplain berulangĀ² untuk hal yang sama kerap terjadi (apa kata duniaaa??).

2. Komplain / Kritik Loyal

Dalam sebuah buku di ungkapkan ā€Pelanggan yang cerewet adalah pelanggan yang Loyalā€ klo ga salah karangan pakar marketing Indonesia Mr. Handi Irawan (maap klo salah). Saya sangat setuju dengan pendapat tersebut. Pelanggan potensial yang membeli dalam volume / jumlah besar memiliki posisi tawar yang lebih tinggi. Mereka menuntut produk yang memiliki kinerja handal disertai pelayanan yang handal pula. Wajar jika mereka (customer) menuntut lebih dari penjual. Sebenernya dampak positif yang bisa kita ambil adalah Competition effect (Edddaaannn sok pake istilah inggris gini gua).

Maksudnya dengan kritik / komplain tersebut, bisa mendorong penjual/produsen/provider untuk terus meningkatkan performanya. Ibarat kata kita di tantang untuk terus melakukan pekerjaan lebih baik, lebih baik, lebih baik…. imbalannya produk elu gw beli dengan volume besarr , serta memberikan rekomendasi ke pengguna laennya.. (bgono bahasa sederhananya). Entah sadar ato tidak sadar, secara langsung maupun tidak langsung akan membuat kemampuan daya saing penjual / produsen / provider dalam berkompetisi pada industri tersebut meningkat.

3. Komplain Abal-abal

Tenang bro.. banyak banget kasus seperti ini. Biasanya komplain abal-abal terjadi dikarenakan banyak faktor. Misalnya :

  1. Faktor persaingan antar pemain sehingga menjurus ke arah persaingan yang tidak sehat, saling menjatuhkan malalui kritik/komplain.
  2. Komplain tidak disertai buktiĀ² yang bisa dipertanggungjawabkan / ekspektasi pelanggan terlalu tinggi.
  3. Komplain untuk menguji, mengetes perusahaan kita, sejauh mana kemampuan dalam menangani dan memberikan solusi komplain.
  4. Pelampiasan si pengguna (user) yang tidak puas terhadap kinerja produk / jasa yang ia gunakan, sehingga terkadang salah alamat. Pake produk ā€Aā€ seharusnya komplain ke produsen produk ā€Aā€,,,,, eeaallaahhh tp komplainnya ke perusahaan ā€Bā€ yang memproduksi produk ā€Bā€ (Capek Dehhh).

Bukan berarti kita masa bodo (menutup mata) dengan mengabaikan komplain abal-abal tersebut dengan sikap cuek. Sikapilah secara positif, dengarkan suara customer, jawab segala bentuk kritik dengan perbaikan performa secara terus meneruss. Tentunya menyikapi kritik abal-abal pada porsinya. Jangan pernah puass akan sesuatu yang telah di capai.. Maju Teruusss fantang Munduurrr, yuupss JJ // just sharing broww…//

February 16, 2009 Posted by | Opini | Leave a comment

“Fenomena Artis sebagai Brand Ambassador Busana Muslim”

(Picture taken from Rabbani Website, 2006)

Agak sedikit kontras dengan postingan sebelumnya yang membahas tentang usaha air minum dalam kemasan, kali ini saya mencoba mengulas sedikit fenomena artis yang menjadi Brand Ambassador dari produk-produk busana muslim.

Sebelumnya saya mencoba sedikit mengulas hasil riset singkat, survey, yang saya lakukan di sentra-sentra pusat perbelanjaan baik grosir, traditional market, hingga ke outlet-outlet dari beberapa produsen. Singkat kata bisnis busana muslim masih sangat menjanjikan (klo di paparin hasil penelitian scr detail akan panjang boā€™). Hmmā€¦coba kita hitungĀ²an secara kasar ajahā€¦. 90% dari penduduk Indonesia adalah Muslim, jika saat ini penduduk Indonesia jumlahnya 220 juta jiwa, 90% nya udah berapa juta tuh ? Untuk busana muslim saya yakin anda minimal punya 2 busana muslim (itu minimal lohh) khususnya Pria, belum termasuk asesoris perlengkapan ibadah lainnya seperti kopiah, sarung, sajadah, tasbih, dlllā€¦ Untuk wanita bisa lebih, apalagi wanita yang sudah berjilbabā€¦

Ok, lanjut soal siapa saja pemain di Industri Busana Muslim, antara Lain :

  1. Shafira
  2. Rabbani
  3. Nun
  4. Itang Yunaz
  5. Lamara
  6. Arrina
  7. Salwa
  8. Delima Collection (Jilbab Anak)
  9. Zatta
  10. Ranti
  11. Hawari
  12. Qirani
  13. Viody Collection
  14. Dā€™Safa
  15. Pasmira
  16. Zahrah
  17. Dannis Collection
  18. Permataā€™s
  19. Salsa Kids
  20. Swarna
  21. Six Clothing
  22. Habibah
  23. Silmah
  24. Dllā€¦. Masih banyak lagii, belum termasuk pemain Home Industry.

Sebagian besar pemain yang saya tampilkan memang banyak yang merupakan pemain di Busana seperti Kerudung dan Jilbab, namun sejalan tingginya persaingan serta maraknya pembajakan merk tertentu, maka beberapa pemain mulai melirik potensi pasar dengan melakukan diferensiasi produk seperti produk pakaian yang di bagi lagi ke dalam beberapa kategori.

Jika kita lihat berapa banyak sih artis yang Berjilbab / berkerudung yang ada di tanah air?? Bahkan mereka yang kesehariannya tidak berkerudung pun meramaikan bursa artis yang menjadi Brand Ambassador dari produk-produk busana Muslim. Sebut saja Terry Putri yang menjadi Brand Ambassador Lamara (untuk Brand : Zoya) , Rianty Cartwright (Pasmira), Untuk artis pria yang juga ikut menjadi Brand Ambassador busana muslim (Baju Koko) antara lain : Gunawan, Tommy Kurniawan, Bahkan pemaen Bola pun Kecipratan rejekiā€¦ seperti Zaenal Arief (Pemain Persib Bandung) yang menjadi Brand Ambassador Rabbani.

Beberapa Artis lainnya yang langganan ataupun pernah di daulat sebagai Brand Ambassador produk busana muslim antara lain : Astri Ivo, Inneke Koesherawati, Cici Tegal, Ustadz Jefri Al Buchori, Cheche Kirani, Mediana Hutomo, Zaskia A. Mecca… dlll.

Dengan ketatnya persaingan, maka penggunaan Brand Ambassador dari kalangan artis ataupun public figure, diharapkan mampu meningkatkan image produk dan perusahaan…dan ujung-ujungnya apalagi klo bukan mendongkrak sales dan revenue Heheheā€¦sok tau gini gua yahhh šŸ™‚

October 13, 2008 Posted by | Uncategorized | Leave a comment

ā€œBig Player Vs Home Industryā€ (Bisnis Air Minum dalam Kemasan)

Well’ siapa tidak kenal Aqua?? merk air minum dalam kemasan yang merupakan market leader di tanah air. Bahkan merk Aqua begitu kuat tertanam di benak konsumen. Setiap ke toko, warung, hingga ke penjaja rokok/minuman di lampu merah ketika kendak membeli air minum pasti anda bertanya : ā€œmas, mbak ada Aqua??ā€ walopun yang dibeli ato yang dicarinya bukan merk Aquaā€¦. entah itu yg dibelinya Vit, Ron88, Ades, Nestle, Amidis, 2Tang, Total, Hexagonal, Air O2.. dan masih ada puluhan merk air minum lainnya yang beredar di pasaran….

Di Bandung sendiri ada beberapa merk air minum (local brand) seperti : Amidis, Patisa, Airodist, Mineral, Hanaang, Air Kita, Axo, dan masih banyak lagi.. (itu baru di Bandung), belum termasuk merk-merk yang distribusinya secara scr nasional,,, bisa kita bayangkan berapa banyak produsen yang bermain disini, belum depot-depot isi ulang yang sudah tidak malu-malu lagi mengeluarkan merk/produk sendiri.

Dominasi Aqua begitu kuat, dengan jaringan distribusi yang kuat, serta di dukung oleh aktivitas marketing communication yang berkelanjutan (aktif), membuat merk ini sulit di geser… Kunci sukses Aqua terletak pada teknologi, inovasi, kreativitas, diferensiasi produk (terdiri dari berbagai ukuran isi) dalam mengemas produknya dan distribusi yang luas, dan boleh dibilang sebagai incumbent jg. Kalau soal kualitas air minum dengan menggunakan pengukuran TDS memang bervariasi hasil ukurnya, namun memang tidak jarang saya temui hasilnya tidak jauh berbeda dengan air minum merk lainnya ā€“ memenuhi standar/syarat dapat diminum secara langsung. Walopun banyak juga merk-merk tertentu yang hasil pengukuran TDSnya berada di bawah batas kelayakan untuk diminum. (Hasil pengukuran menggunakan TDS lhoo.. sampel dr berbagai merk- diambil secara acak setiap 1 minggu sekali ).

Memang klo orang udah percaya satu merk susah jg padahal byk merk lain yg hasil pengukuran menggunakan TDS hasilnya jauh lebih baguss… Banyak perusahaan yang meniru strategi Aqua tp belum banyak yg mampu menandingi Aqua, hhmm..di sinilah kekuatan brand unjuk gigi…(hehehehe… sok begini gua yah). Berdasarkan Survey Top Brand 2008 oleh Frontier Consulting Group (Majalah Marketing No.08/VIII/Agustus/2008 : 57) secara berurutan Top Brand untuk kategori air minum dalam kemasan adalah sbb :

1. Aqua = 83.9 %

2. 2 Tang = 3.1 %

3. Ades = 3.0 %

4. Club = 1.9 %

5. Aqva = 1.5%

6. Vit = 1.5%

7. Aquaria = 0.7%

8. Ron88 = 0.6%

Fenomena Usaha Air Minum Isi Ulang

Hasil pengamatan saya semenjak 10 tahun yang lalu (1998) sudah mulai bermunculan usaha air minum isi ulang (saya menyebutnya usaha : Home Industry). Banyaknya bermunculan depot-depot air minum adalah karena mereka melihat peluang yang menjanjikan di bisnis ini. Potensinya lumayan besar.

Sebagai ilustrasi :

Harga Air Mineral isi ulang = Rp.4000

Harga Air Hexagonal = Rp.8000

A. Ilustrasi (1)

suatu depot / outlet setiap hari rata-rata mendistribusikan 100 galon air mineral isi ulang :

1 Hari : 100 x 4000 = 400.000 , 30 Hari : 400.000 x 30 = 12.000.000

Biaya Operasional (Maintenance, Bahan Baku, Listrik, Pegawai 2 orang) = +/- 4.000.000

Bersih = 8 Juta / bulan

B. Ilustrasi (2)

Jika rataĀ² 100 galon perhari dimana 20% nya terjual Air minum Hexagonal (Non Mineral)

1 Hari : 80 x Rp.4000 = 320.000

20 x Rp.8000 = 160.000

30 Hari : 320.000 x 30 = 9.600.000

160.000 x 30 = 4.800.000

= 14.400.000

Biaya Operasional (Maintenance, Bahan Baku, Listrik, Pegawai 2 orang) = +/- 4.000.000

Bersih = 10,4 Juta / bulan

Hmm… Lumayan khan? klo di perusahaan gede gaji 8 jt plg ngga kudu level middle manager tuh, bahkan ada rekan saya pemilik air minum isi ulang mampu mendeliver produk rata-rata 150 galon perhari…Mantapp!! Bener-bener “Produk Basah di Lahan yang Basah pula.. šŸ™‚

Di Bandung saja ada 2000 pemain air minum isi ulang (Pikiran Rakyat, 2007). Bayangkan….? udah kaya warung kelontong ajah.. wew… Namun banyak juga usaha ini mulai berkurang / ada yang gulung tikar, karena ditinggalkan oleh pelanggannya. Beberapa penyebabnya :

  1. Kurang menjaga kebersihan. Terkesan Kumuh (Please deh… jorokk bgt sech)
  2. Volume penjualan tidak diimbangi dengan perawatan, maintenance yang baik. Biasalah org indonesia... ngejerrr untung gede mulu… cape deehhh.
  3. Sumber air dari tanah bukan dari mata air pegunungan.
  4. Tidak jujur kepada pelanggan mengenai proses pengolahan bahan baku air menjadi air yang layak di minum (@ backstage activity).
  5. Mengabaikan kebersihan sebagai bagian dari kesehatan.
  6. Kurang Inovasi Layanan. Ga ada program pemasaran… monoton…

Coba konsep isi depot isi ulang air minum di rubah bukan depot, tetapi perlu terobosan seperti :

  1. Konsep Depot di ubah menjadi “Outlet“, seperti : ā€œOutlet Air Mineral ā€“ Refill Stationā€
  2. Paradigma Convenience store, meniru konsep Circle K, kenapa tidak ??
  3. Proses yang Transparan layaknya J.CO, Bread Talk, Hau’s Tea, semua proses bisa dilihat oleh pelanggan.
  4. Identitas Personil penjual ā€“ Seragam, Bersih, Rapih Serta memiliki atribut khan lebih Ok tuhhā€¦
  5. Keramahan, sikap santun petugas / pegawai..
  6. 24 Hours Service (sudah ada loh yg buka 24 Jam)
  7. Distribution direct to customer ( kudu py kendaraan Operasional)
  8. Uji kualitas air minum kita secara berkala/ periodik 6 bulan sekali ke lembaga / laboratorium kesehatan, kemudian display hasil Lab. tersebut tuh di depan Outlet..Ā 
  9. Yang utama Bersih, jauh dari debu – Place (salah satu bagian 4P) berperan terhadap keputusan pembelian oleh kastemerā€¦. Klo jorok, kotor, debu di mana-mana sape yg mau beli? Kecuali yg belinya kaga peduli kesehatan dan kebersihanā€¦ :p
  10. Buat Tempat Khusus / Area Pencucian Galon (cuci luar dalam) menggunakan antiseptic. Intinya sebelum masuk area Outlet sebisa mungkin Galon dalam keadaan bersih, steril, kaga berdebu, kaga berlumut, mengkilat, kinclongā€¦
  11. Jelaskan kepada pelanggan seluruh proses dari awal mengenai : Sumber Air, Bahan Baku, Proses Pegolahan (Jelaskan tahapannya), Ajak konsumen melihat seluruh proses, Proses maintenance-nya bagaimana ? -> Sebagai bagian edukasi kepada calon pelanggan dan pelanggan eksisting.
  12. Jujur, Menerima saran dan kritik
  13. Differensiasi jasa / layanan.

Intinya membuat org lebih yakin, nyaman, merasa aman dengan minuman yang dikonsumsi, improvement terus menerus (pelayanan, system penjualan khususnya penjualan ke pada pelanggan Bisnis) , jalin customer relationship yg baik- krn customer adalah asset elo chuyy,,

Siapa tahu citra depot air minum isi ulang bisa kembali membaik, didukung dengan harga yang lebih terjangkau, kualitas setara atau bahkan lebih baik, pelayanan prima, proses meyakinkan, memenuhi standar yang ditetapkan pemerintah, sehingga kedepannya bisa menggeser dominasi perusahaan-perusahaan besar, udah saatnya usaha Home Industry Bangkit!! Chayoo…

August 15, 2008 Posted by | Review Bisnis & Manajemen | 3 Comments

Tantangan Low Cost Carrier Airline (LCC)…

Harga BBM di pasaran dunia sempat menembus $140 per barel merupakan pukulan berat bagi industri yang sebagian besar biaya operasionalnya menggunakan BBM. Seperti Industri penerbangan dimana komponen biaya BBM (Avtur) mencapai > 40% dari biaya operasional.

Dengan kondisi seperti diatas masih relevankan Konsep Low Cost Carrier ā€“ Airline di terapkan oleh maskapai nasional di tanah air? Seperti kita tahu bahwa beberapa perusahaan penerbangan internasional seperti Southwest, Ryan air, dan Air Asia sukses menerapkan konsep LCC. Namun jika kondisi harga minyak ā€œogahā€ turun di bawah $100 bisa jadi konsep LCC cuma slogan marketing saja, namun harga sebenarnya teteup mengikuti perkembangan kondisi makro ekonomi. Komponen biaya maintenance ā€“ pemenuhan aspek keselamatan sudah tidak bisa di tawar lagi !! artinya komponen biaya tersebut sdh tdk bs di utak-atik untuk di kurangiā€¦. Ibaratnya nih industri penerbangan nasional : sudah jatuh tertimpa tangga pulaā€¦

Lion Air yang semula menerapkan konsep LCC pun sudah siap banting setir menuju konsep Full Service. Bersiaplah menghadapi era opensky, siapa yg tidak mampu bersaing, siap-siap ajah gulung tikarrrā€¦

(lu pikir mengelola usaha burung besi sama dengan ngurus burung perkutut ??? hahahaaaā€¦)

Saat ini setiap maskapai sedang muter otak dalam melakukan efisiensi, restrukturisasi, mereview ulang bisnis proses yang menimbulkan pemborosan, belum lagi pembatasan usia armada yang di tetapkan pemerintah sehingga perlu peremajaan armada Ć  perlu modal investasi dechā€¦ (Case : Merpati Nusantara)

Asalkan jangan demi alasan efisiensi, maka berlakulah prinsip ā€œga ada rotan akar pun jadiā€ Ć  Kunci Bagasi pesawat rusak, di iket tali Rapia pun Jadiii… Cape deehhh… cing mikiiirr atuh maranehh tehh :p

Dengan kondisi makro ekonomi yang tidak stabil, harga minyak masih tinggi, inflasi juga tinggi, daya beli masyarakat menurun, menghadapi era opensky – LCC bisa berperan sebagai barrier to entry bagi maskapai asing, maskapai nasional dengan konsep LCC di harapkan masih bisa berperan dan berkontribusi dalam perkembangan industri penerbangan nasional. Paling tidak, masih bisa menjadi pilihan alternatif masyarakat dalam menggunakan jasa transportasi udara. Dengan kondisi ekonomi seperti saat ini (serba susah dan mahall) maka ā€harga tiket murahā€ tetap menjadi pertimbangan dan pilihan calon penumpang. Dan penawaran tersebut biasanya di lakukan oleh maskapai berkonsep LCC. Namun sebagai alternatif menambah pemasukkan, setiap maskapai saat ini sedang berlomba-lomba menggarap peluang melalui usaha pengiriman Cargo yang saat ini mengalami pertumbuhan yang menjanjikan, dan di masa yang akan datang prospeknya juga tetap bagus, So Tetap Optimis OK!!

August 6, 2008 Posted by | Review Bisnis & Manajemen | 1 Comment

Productivity Vs Quality

Bayangkan jika anda mengantri untuk mendapatkan sebuah produk / jasa dengan waktu yang cukup lama, membosankan bukan? Apalagi jika kita di buru waktuā€¦.. Atau mendapatkan barang yang murah tapi kualitasnya jeblok. Dapet barang oke tp pelayanan after salesnya mengecewakanā€¦ Pasti kejadian diatas pernah anda alamiā€¦.

Inilah masalah utama yang banyak dihadapi oleh banyak produsen alias si penyedia produk dan jasa. Jika produktivitas meningkat maka akan mempengaruhi sejauh mana kualitas produk dan layanan mereka supaya bisa berbanding lurus dengan peningkatan produktivitas mereka alias kualitas tetap terjaga, tidak menurunkan value dari produk ataupun brand dari produk tersebut. Banyak perusahaan besar baik perusahaan nasional maupun multinational company yang masih bertarung agar tetap bisa menjaga konsistensi mereka dalam memberikan kualitas pelayanan yang sesuai dengan (atau paling tidak) memenuhi harapan customer.

Ada 3 hal yang menjadi fokus / orientasi pada perusahaan, apakah profit oriented ?, customer oriented ?? atau menjaga keseimbangan antara keduanya ??? Ć  semua tergantung kondisi dalam industri apakah tingkat kompetisi dalam suatu industri tinggi, sedang atau rendah. J

# Profit oriented, perusahaan atau bisnis yang cenderung mengejar laba setinggi-tingginya, menjual sebanyak-banyaknya, sehingga mengabaikan / menomorduakan aspek pelayanan. Pelayanan sebagai bagian dari pemasaran produk atau jasa belum menjadi prioritas. Biasanya ideologi perusahaan ini ā€œciptakan dan jual produk yang laku di pasaranā€. Mengikuti trendsetter ā€“ sesuatu yg booming. Ga ada yg salah jika perusahaan berorientasi pada profit, siapapun pasti pgn untung khaann?? so pasti.. Namun dijamin perusahaan yang fokus pada profit oriented melulu ga akan bā€™tahan lama klo ga pingin di tinggalkan pelanggannya, apalagi klo pemain baru sudah byk bermunculan, nah plg ngga kudu naik satu level ke level keseimbangan antara produktivitas dan kualitas pelayanan. Jadi klo mau berorientasi pada profit liat-liat juga karakteristik industrinya, klo low competition msh okelah… tp klo highly competition.. ky industri telekomunikasi persaingan makin lama makin edannn tenann, kosumen/pelanggan semakin di untungkan šŸ™‚

# Customer oriented, perusahaan atau bisnis yang mengedepankan kepuasan pelanggan (prioritas) dalam menunjang aktivitas pemasaran mereka. Sehingga perusahaan atau bisnis mengharapkan perusahaan dapat terus tumbuh dari waktu kewaktu seiring peningkatan jumlah customer, jumlah volume penjualan, dan sasarannya adalah jangka panjang. Namun disadari perusahaan ini membutuhkan effort yang luar biasa, dan tentunya biaya yang besar pula. Biasanya perusahaan yang berorientasi pada pelanggan memberikan atau menawarkan value berupa experience, pleasant, dan diferensiasi produk yang ditawarkan. Dan kebanyakan perusahaan yang berorientasi pada customer cenderung membidik segmen menengah ke atas. Namun jika kondisi industri di mana persaingannya sangat ketat maka pemilihan / penentuan segmen bukanlah sesuatu yang mutlak. Artinya batasan segmen pasar semakin tipis alias bisa di nikmati siapa saja (contoh industri telekomunikasi / ICT Ć  seperti persaingan di industri seluler) di mana saat ini konsumen begitu di manjakan dengan tarif yang murah dan berbagai fasilitas yang tersedia. Ciontoh lain adalah industri perbelanjaan seperti Mall. Untuk memanjakan pengunjung, pengelola sudah mulai menyediakan fasilitas free akses internet (Wifi).

Contoh perusahaan lainnya yang berorientasi pada customer :

Starbucks, Gerai Lexus di Menteng, Nasabah Prioritas (Perbankan), J.CO. dll.. masih byk lagi dah contohnya…lu cari aja ndiri :p

# Productivity = Quality, perusahaan atau bisnis yang secara konsisten berusaha untuk menjaga kualitas pelayanan mereka dalam mendeliver produk / jasa sebagai dampak meningkatnya produktivitas usaha mereka.

Contohnye lagi neh :

Bahkan Pengelola Jalan Tol (Monopoli) pun sudah mulai melihat peluang bisnis sebagai pemasukkan mereka yaitu dengan menyediakan lokasi-lokasi “Rest Area sebagai One Stop ā€“ Service (istilah gw). Dimana stasiun pengisian BBM menjadi satu area dengan area peristirahatan, perbelanjaan, mesjid, bahkan FO ada di area tersebutā€¦. Entah emang tujuan awalnya memberi pelayanan yang lebih baik bagi pengguna Tol dengan menyediakan fasilitasĀ² tersebut, atau emang tujuannya adalah bisnis ?? (Sambil menyelam minum aerrā€¦.)

Tp menurut penilaian saya pribadi sebagai pengguna Tol yang notabene sering PP BDG-JKT apa pun tujuan pengelola toh kerasa bgt manfaatnyaā€¦ J

Bisa jadi dengan bermunculannya banyak ā€œRest Areaā€ di sepanjang Tol (Cikampek , Merak, Cipularang ā€“ hingga menyusul di tol-tol lainnya) secara tidak sengaja mampu berfungsi memecah, mengurai kepadatan volume kendaraan pada jalur tersebut sehingga pengguna jalan tetap merasa nyamanā€¦..

August 6, 2008 Posted by | Review Bisnis & Manajemen | 1 Comment

Pilkada, Atribut, & Estetika Keindahan Kota

Pilkada emang merupakan salah satu bagian pesta demokrasi rakyat Indonesia. Jika kita lihat sepanjang awal tahun 2008 hingga saat ini, sudah byk pemilihan-pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan di seantero tanah air. Ada yang berlangsung aman-tentram-damai-fair seperti pemilihan gubernur DKI (2007), Jabar, dlll. Namun ada juga yang bersengketa dimana masih ada calon yang tidak puas sehingga memerlukan proses yang panjang untuk menentukan pemenang, ex : Pilkada Maluku Utara.

Terlepas dari itu semua coba kita perhatikan proses sebelum pemilihan alias saat kampanye. Aktivitas kampanye Pilkada bisa menimbulkan dampak positif dan juga dampak negatif. Dampak positif aktivitas kampanye yaitu terkait diperlukannya banyak atribut-atribut partai sebagai media memasarkan (istilahnya) para calon agar bisa di pilih masyarakat, mereka perlu atribut seperti baliho, brosur, pamplet, spanduk, iklan, pin, dll, maka hal ini bisa mendorong meningkatkan pendapatan, penyerapan tenaga kerja di industri media tersebut. So pasti plg tidak bisa mengurangi pengangguran.

Namun salah satu dampak negatif dari aktivitas kampanye terkait dengan media komunikasi tersebut diatas tak jarang menimbulkan dampak hilangnya estetika keindahan kota. Seperti selebaran-selebaran yang di tempel di pohon, tiang listrik, tiang telepon, tembok, spanduk yang berjubel, dllnya bukannya enak di pandang tp mengotori.. mending abis kampanye pada dibersihin–> boro-boro… teteup nempel ga karuan. Coba liat gambar diatas mending liat tanaman / pohonĀ² hijau itu tanpa atribut kampanye atau lebih enak di lihat seperti itu??? ]

Sebaiknya semua pihak yang terlibat dalam Pilkada baik calon, tim sukses, pemerintah, serta pihak-pihak terkait bisa lebih tertibb.. bisa menempatkan atribut yang enak di lihat dan tidak mengganggu estetika keindahan kota. Dan yang ptg abis kampanye mbok yo di bersihkan… Lebih eleganlah diliatnya, setuju ? šŸ™‚

July 31, 2008 Posted by | Opini | Leave a comment

Persib Vs Persija –> Bobotoh Keciwa..

Yap.. Bobotoh Persib pasti kecewa hasil pertandingan ke-2 di LSI (Liga Super Indonesia) antara Persib Vs Persija menghasilkan skor akhir 3-2 untuk kemenangan Persija. Seolah Ingin mengulangi sukses melawan Persela Lamongan namun dari babak pertama emang strategi Persib sudah “Terbaca” oleh sang arsitek Persija Danurwindo… Well Formasi 4-4-2 yang sebelumnya dipakai Jaya Hartono saat melawan Persela belum tentu berhasil mengingat persija sudah melakukan antisipasi dengan menempatkan Aliyudin sebagai pendobrak lini depan… (Edan.. serasa jadi pengamat gini gua) hhmm…Coba saja Atep, Hariono, dan Tema Mursadad masuk sejak awal paling tidak pola permainan bisa lebih bervariasi (buat apa di bayar klo ga di turunkan ? manehna oge hayang maen atuh…)

Hasil kakalahan Persib vs persija memang sudah di perkirakan akan berdampak pada ulah “oknum” yang mengaku bobotoh pasti akan membuat rusuh… mengingat partai tersebut adalah partai monumental yg sarat dengan histori klub dan fans club masing-masing.. Orang yang memiliki kendaraan Plat “B” asal jakarte yang tdk punya dosa, dan bahkan tidak tahu ada pertandingan Persib vs persija kena getahnya jg… Ga hanya itu ‘ oknum perusuh alias “sang idiot” pun merusak fasilitas stadion, melanggar hakĀ² pengguna jalan,,, klo begeneh siape lagi yg rugi klo bkn Persib…

Hmm keciwa sih oke-oke aja, tp sportiflah… Liat aja saat pertandingan ditunda, dimana antara pemain Persib vs Persija berbaur dan saling bercanda… So mereka aja bs sportif // bgm dgn bobotoh ?? ^_^

July 22, 2008 Posted by | Opini | 6 Comments

Byar prett.. mati lagi mati lageehh

Entah betapa amburadulnya bangsa ini.. selain krisis kepemimpinan, krisis kepercayaan, krisis ekonomi, krisis BBM (produksi yg terus menurun), krisis pangan yg mulai mengancam hingga krisis listrik sedang melanda indonesia… padahal jaman SD baheula guru-guru kita slalu bangga dgn lantang menyampaikan indonesia adalah negara makmurr, negara agraris, kaya akan sumber daya alam… itu dulu bung’ jaman berubahhh šŸ™‚ wew…

Hampir setiap minggu Bandung hingga daerah lainnya dpt giliran pemadaman listrik. Hari ini listrik mati sejak jam 8.00 wib yang biasanya nyala lagi jam 2 siang (begitu kata operator gangguan PLN). Walopun sering meleset hingga jam 3 sore.. yah namanya konsumen bisa apa ?? industri strategis memang sudah sepatutnya di kelola pemerintah alias monopoli, tapi klo pemerintah tdk sanggup, sudahlah serahkan saja ke pihak swasta ato buka keran bagi investor baik asing maupun dlm negeri untuk investasi di bidang kelistrikan di tanah air.. toh sejak dulu bangsa ini ga pnah becusss ngelola aset dan sumber daya alam. Kenaikan biaya listrik, BBM, PPN dan lainnya toh sama saja tidak mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat ato plg tidak peningkatan pelayanan belum terasa secara signifikan…

Yah maklum ajah klo gw miris ama pemerintah ato pemimpin bangsa skrg… Bisa di bayangkan UKM-UKM yang mengandalkan sumber daya dari listrikkk. Alih-alih gembar gembor pemerintah dalam upaya meningkatkan peran UKM sebagai basis ekonomi Indonesia, namun justru pemerintah sendiri gagal menyediakan infrastruktur yang memadai, cape deehhh… Janji kpd investor asing bahwa infrastruktur Indonesia memadai sehingga menguntungkan buat berinvestasi di Indonesia belum bisa di penuhi… well klo sudah begini emang obral janji tuh paling mudah yaaa.. šŸ™‚

Jadi ingat janji “JK” (Jusuf Kalla) minggu kmaren klo mulai 2009 ga akan ada lg pemadaman listrik karena beberapa pembangkit listrik baru sudah mulai beroperasi guna mengatasi penggunaan listrik yang tinggi.. semoga saja… tetap optimis euuyy… Asal bukan janji untuk menarik simpati buat pemilu 2009 hehehee… šŸ˜€

July 22, 2008 Posted by | Opini | Leave a comment